Jumat, 20 September 2013

kesalahan konyol hari itu...

Wah uda lama rasanya ga bikin coretan2 di blog ini. Banyak hal yg sudah ingin saya tulis selama beberapa pekan ini. Hal2 yg mungkin tidak pernah saya bayangkan sebelumnya akan terjadi dalam hidup saya. Hari itu tanggal 14 September 2013. Akhir2 ini saya mengalami insomnia (hal yang sangat jarang saya alami sebelumnya). Mungkin karena terlalu banyak yang menyita pikiran saya akhir2 ini.  Saya bangun pagi, dan teringat bahwa saya harus mengisi paket internet hari itu. Dengan mata masih mengantuk saya mengambil token bca dan berniat mengisi pulsa melalui internet banking sebesar Rp 100.000,00. Pengisian selesai dan saya menerima notification lewat email. Dengan malas2an saya membukanya, dan seketika rasa kantuk yang ada hilang, berubah menjadi rasa yang susah dijelaskan. Kesal, kecewa, marah, dan lain sebagainya. Ternyata bukan nominal Rp 100.000,00 yang saya masukkan, tetapi Rp 1.000.000,00. Pernah berpikirpun tidak, akan melakukan kesalahan yang bodoh seperti itu.


Panik jelas menghantui saya saat itu. Mau diapakan pulsa sebanyak ini?? Kemudian saya teringat sebuah buku yang saya pinjam dari seorang sahabat, “The Secret Power” karya Rhonda Byrne dimana ia berkata bahwa frekuensi yang negatif justru akan menarik hal2 negatif ke dalam hidup kita. Saya yang sebelumnya panik, kembali memejamkan mata sebentar. Berpikir bahwa masalah yang saat ini ada telah teratasi dan saya sangat bersyukur untuk itu. Ya, semua itu imajinasi!! Imajinasi yang saya yakin akan membawa saya kepada suatu kenyataan yang sungguh luar biasa. Apa yang terjadi ketika saya membuka mata? Masalah itu tidak hilang, masih ada!! Memang imajinasi yang saya lakukan tidak membuat masalah itu hilang. Tetapi dengan itu saya dapat berpikir positif, saya mulai menghubungi teman2, saudara dan orang2  yang memiliki nomor dengan provider yang sama dengan yg saya pakai. Ada yang menanggapi dengan baik dan mau membeli tetapi banyak yg menolak. “Oke, mungkin Tuhan ingin aku lebih bersabar”, kataku dalam hati saat itu. Puji Tuhan, setelah beberapa saat ada beberapa orang yang sudah mau membantu saya membelinya. Setelah saya mengirim pulsa ke beberapa orang ternyata ada kendala lainnya. Tiap harinya saya hanya dapat mentransfer pulsa sebesar 200 ribu saja. Astagaaaaaa!!!!!! Di saat pembeli banyak, tetapi ada hambatan seperti ini. Dan ini berarti saya harus menjualnya dalam waktu 5 hari, tidak bisa lebih cepat. “Oke lah, tak apa, jalani yang sudah ada dan tidak perlu berpikir macam2, semuanya akan segera berlalu”, saya menghibur diri sendiri. Dan siang itu saya sudah menerima pesanan pulsa selama 3 hari ke depan. Mereka yang rela menunggu untuk membantu saya atas kesalahan yang saya buat. Bukankah ini sesuatu yg sangat luar biasa?? Sebuah masalah yang akhirnya berubah menjadi suatu kesenangan tersendiri karena saya sangat bersyukur memiliki orang2 di sekeliling saya yang sangat peduli dengan orang lain. Siang itu saya tertawa sendiri melihat pemikiran saya sebelumnya. Ternyata benar kata Rhonda Byrne bahwa frekuensi hati memang sulit di rubah, tetapi akan lebih sulit ketika kita tenggelam dalam frekuensi buruk dalam waktu yg cukup lama. Sebuah pelajaran luar biasa di tanggal 14 September  yang membuat saya semakin bersyukur pada semua yang ada. Terima kasih Tuhan :D Hidup ini memang penuh keajaiban. Ada hari di mana saya menangis, bersedih, kecewa, tapi banyakjuga kebahagiaan, senyuman dan tangisan bahagia yang saya alami. Dan saya sangat bersyukur untuk semua yang saya alami. J

Minggu, 01 September 2013

Pertemuan itu datang...

Seperti anak kecil yang mendapatkan sebuah lolipop kesukaannya. Seperti itulah perasaanku pagi ini. Susah menggambarkannya dalam kata-kata tetapi kebahagiaan ini ingkin kubagikan lewat sebuah tulisan. Sebuah tulisan yang menggambarkan bahwa lagi-lagi hari2 saya sangat luar biasa menyenangkan. Saya kira semalaman tadi tidur saya dipenuhi oleh senyuman-senyuman. Yang mungkin tidak semanis senyuman adik-adik saya di Balesari kemarin tetapi setidaknya merupakan senyuman yang sangat indah yang pernah saya miliki.

Akhirnya pertemuan itu kembali datang, 1 September 2013 kemarin. Saya dan teman-teman kelompok KKN akhirnya bisa bersilaturahmi ke Balesari!!! Walaupun kali ini kami semua tidak bisa datang ber 12, tetapi paling tidak 7 orang bisa bisa mewakili kunjungan kami kali ini. Udara dingin di pagi hari tidak mengurungkan niat kami untuk kembali bertemu keluarga di sana, warga yang telah kami anggap sebagai bagian dari keluarga kami, yang menemani kami dengan suka duka selama 32 hari waktu KKN. Tak percaya rasanya kami dapat kembali menikmati sambutan langsung oleh Sindoro dan Sumbing yang selalu tampak indah di sana beserta suasana yang sangat saya rindukan selama 2 bulan terakhir ini.

Dari satu rumah ke rumah yang  lain kami berjalan sembari menikmati keindahan alam di sana. Rasanya kekompakan kelompok KKN yang sempat saya kira mulai memudar ini sangat erat di desa yang satu ini. Desa yang dapat menyatukan kami ber-12 menjadi sebuah kelompok yang begitu menyenangkan, yang dapat saling mendukung dan berbagi satu sama lain. Di sana kami membuat sebuah acara ulang tahun yang sederhana namun penuh dengan sukacita untuk ketua kelompok yang kami rayakan bersama perangkat desa  setempat. Kami menyanyikan lagu selamat ulang tahun bersama, berfoto bersama dan makan bersama tart ulang tahun yang kami siapkan sebelumnya. 

Di rumah perangkat lainnya kami bersama-sama belajar bagaimana membuat “sambal uwur”, sambal khas parakan bersama ibu perangkat desa. Makanan yang tak bisa saya lupakan karena selalu tersaji di meja makan selama 32 hari kami menghabiskan waktu KKN kami. Saya juga belajar dari para pekerja di sana tentang bagaimana mengolah daun tembakau. Ya, di sana sedang musim panen tembakau sehingga semua orang sibuk dengan produksi tembakaunya masing-masing. Keadaan seperti ini membuat semua beban yang ada serasa hilang untuk sejenak. Bahkan rasanya sangat senang saya bisa melihat teman-teman yang tertidur lelap di sofa karena mengemudi dari temanggung-Jogja tadi pagi. Rasanya sudah sangat lama kami tidak berkumpul seperti ini.

Sore mulai tiba, kami melanjutkan kembali perjalanan silaturahmi setelah selesai beristirahat. Kali ini kami berkunjung ke rumah kaur keuangan. Sesampainya di sana saya disambut dengan pelukan hangat dari ibu Nani, orang yang sangat dekat dengan saya di desa itu. Sayangnya kami tidak bisa berlama-lama karena hari sudah sore dan masih banyak rumah yang belum kami singgahi. Sebelum pulang kami sempat menonton topeng monyet yang disewa oleh bapak kepala dusun Boresan II. Tontontan topeng monyet yang mungkin sudah lama tidak pernah saya lihat bertahun-tahun ini menjadi sangat menyenangkan dengan ditonton oleh puluhan adik-adik saya di sana dan warga desa Boresan II yang terlihat begitu bahagia, seperti apa yang juga saya rasakan hari itu. 

Terakhir kami berpamitan dengan bapak Lurah dan bersiap pulang ke Jogja. Perjalanan 2 jam yang penuh canda tawa kami lewatkan bersama. Sembari mengingat masa-masa KKN yang telah kami lalui namun masih sangat jelas berada di pikiran kami. Sungguh benar-benar sangat menyenangkan hari kemarin,saya bisa menikmatinya dengan sangat senang dan begitu juga teman-teman saya. Perjalanan panjang itu tidak terasa melelahkan, tertutup oleh kebahagiaan yang kami rasakan. Perpisahan ini memang harus terjadi, tapi seperti kata teman saya bahwa bukanlah ketika ada pertemuan maka ada perpisahan, maka karena ada perpisahanlah maka akan ada pertemuan selanjutnya. Terima kasih teman, telah membuat penilaian saya terhadap sebuah perpisahan ini sangat berbeda dari sebelumnya. Saya akan menunggu pertemuan selanjutnya dengan warga desa Balesari, bersama teman2 KKN yang sangat luar biasa tentunya :D 

KKN yang mungkin awalnya merupakan sebuah "beban" bagi setiap dari kami kini berubah menjadi sebuah "anugerah" yang begitu indah dari Tuhan. Mulai dari pertemuan kami di dalam sebuah kelompok kecil ini, proses yang kami lalui yang penuh dengan canda tawa bahkan kemarahan, hingga pada tetesan-tetesan air mata menjelang hari perpisahan itu tidak akan terjadi tanpa campur tangan Tuhan. Tuhan telah mempertemukan saya dengan teman-teman saya yang begitu luar biasa, yang memberikan pengalaman begitu berharga di dalam hidup saya. Dan sekali lagi saya sangat bersyukur bisa mengenal mereka semua.

Salah satu teman saya pernah mengatakan bahwa mengapa kami tidak dipertemukan di semester awal kami kami kuliah, kenapa justru di akhir tahun kami kuliah. Dan saya hanya bergumam dalam hati : "Saya rasa jika kita lebih dulu bertemu maka keadaan yang ada tidak akan seperti ini. Dan saya percaya bahwa waktu Tuhan untuk mempertemukan kami sangat tepat. Karena itu terbukti bahwa kami dapat saling menerima, saling berbagi, saling mendukung, di waktu itu, hari itu dan tempat itu."